Senin, 31 Mei 2010

kata mutiara

Kesempurnaan Iman

Kesempurnaan iman bukanlah sebuah utopia. Kesempurnaan iman dapat kita gapai. Dengannya setiap muslim merasakan kehadiran Allah disetiap detak jantungnya, desah nafasnya, dan derap langkahnya. Dengannya pula setiap jiwa seorang muslim akan merasakan tuntunan kitabNya yang direfleksikan melalui sunnah RasulNya. Ketika seorang muslim sudah merasakan kesempurnaan iman yang merasuk, menghujam dan mengakar dalam jiwanya, maka kejernihan hati, kelembutan tutur, keindahan perilaku akan mengantarkannya kepada ridho dan jannahNya yang penuh kesenangan, kegenbiraan dan kebahagiaan.

Dakwah

Pemuda dan Da’wah
Cahaya kebangkitan umat

“wahai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu, dan berbuat kebajikanlah supaya kamu mendapatkan kesenangan.”
(Q.S Al Hajj : 77)
Pernahkah kalian melihat apa yang terjadi ketika bergerombol pemuda memperjuangkan agama islam dalam televisi ketika palestina dilanda peperangan bersama israel?? Itu adalah gambaran yang terjadi pada zaman rasul, bedanya pada zaman ini rasul taq ada untuk mendampingi para pemuda yang menjadi pejuang ini. Tapi inti dari semua itu adalah manusia “muslim” tidak akan pernah membiarkan kedzaliman bertamu di negeri tercinta.
Keadaan umat memang menyeramkan. Kebobrokan umat-umat terdahulu tercermin dan terangkai dalam satu masa, saat ini! Membuat perubahan tak semudah membersihkan lantai. Umat seperti buih dan terkena penyakit cinta dunia dan takut mati. Tapi siapa lagi yang akan melakukan perubahan jika bukan kita sebagai pemuda?
Pemuda, layaknya seperti kita dikenal sebagai manusia yang berkobar-kobar semangatnya. Selalu bersemangat mencari dan lantang meneriakkan kebenaran. Lalu untuk apa predikat itu jika taq pernah dibuktikan?

Tujuan dakwah Islam
a. Membangun kembali identitas islam
b. Merangakai kembali unsur-unsur persatuan islam
c. Mengokohkan fikrah dan syariat islam dalam semua sistem kehidupan umat islam untuk melahirkan khairu ummah.
d. Mengembalikan peran umat sebagai guru dunia sehingga islam menjadi rahmatan lil’alamin.

dakwah

Prinsip dan Strategi Dakwah Menurut Al-Qur’an

1) Berdakwah dengan Hikmah
Hikmah adalah kebijaksanaan. Wujud kebijaksanaan seseorang tercermin dari perkataan yang lembut, kesabaran, keramahan, dan kelapangdadaan, serta tidak melakukan sesuatu melebihi ukurannya. Said bin Ali al-Qahthani berpendapat bahwa untuk menempuh dakwah yang penuh hikmah ada tiga sendi, yaitu ilmu, sabar, dan berhati-hati.
2) Berdakwah dengan Tegas
Sebagai seorang da’i, kita dituntut agar bertindak jelas dan tegas. Sebab pada dasarnya risalah perbedaan antara yang hak dan yang bathil sudah jelas. Hanya saja keberanian untuk menjelaskan dan mempertegas bahwa ini hak dan itu bathil, kadang tidak ada. Sifat tegas harus sangat dimiliki seorang da’i, karena tanpa sifat ini, keteguhan iman seorang da’i akan mudah tergoyahkan oleh godaan dan bujuk rayuan dari luar.
3) Berdakwah Tanpa Kekerasan
Sikap tegas dalam berdakwah sangat diperlukan. Namun sikap keras dan apapun motifnya, sangat dilarang dalam berdakwah. Adapun kekerasan yang identik dengan sifat agresif dari pelaku kepada orang lain melebihi kapasitas kewenangan. Dengan kata lain, kita berdakwah haruslah dengan sikap yang lemah lembut tanpa dengan kekerasan. Karena sesungguhnya Rosululloh SAW. tidak pernah mengajarkan kekerasan ketika berdakwah.
4) Akhlak Sebagai Kunci Dakwah
Akan terlihat sangat janggal, ketika seorang da’i mengajak kita agar berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran, namun perilaku da’i tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Untuk mencegah hal tersebut, maka seorang da’i harus menjadi teladan yang baik dalam setiap perkataan dan perbuatan, tidak hanya pintar menyuruh orang lain, namun kita pun harus menginstropeksi diri kita sebagai seorang da’i.
5) Jiwa Pemberani
Dalam menjalankan dakwahnya, seorang da’i terkadang mendapati rintangan dan cobaan yang akan menggiringnya pada kegentingan. Sifat pemberani adalah modal yang sangat diperlukan juga. Namun bagaimanapun seorang da’i harus berani mengakui kelemahannya sebagai hamba Allah.
6) Berpegang Teguh pada Janji Allah
Dengan berpegang teguh dan mengingat pada janji Allah, seorang da’i akan selalu siap menghadapi segala situasi dan kondisi yang akan dihadapinya. “Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sungguh Allah Mahakuat dan Mahaperkasa.”.
7) Rendah Hati dalam Berdakwah
Sikap ini mengajarkan kepada kita kesederhanaan dalam menjalani hidup. Orang yang rendah hati cenderung sopan dan santun dalam berbicara dan bersikap.
8) Berdakwah dengan Cara Kekeluargaan
Dakwah yang dilakuan dengan cara ini, yang mengedepankan kasih sayang dan tenggang rasa, akan menciptakan perasaan saling menyayangi, menyantuni, saling mengingatkan, dan saling membantu. Sehingga orang-orang tidak mersa digurui dan diperintah.
9) Berdakwah sesuai Bahasa Masyarakat
“Dan tidak Kami mengutus seorang Rosul pun, melaikan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka....” ( Q.S. Ibrahim 14:4 ). Dapat disimpulkan, bahwa seorang da’i harus tahu konteks sosial kehidupan masyarakat sasaran dakwahnya. Dengan begitu, seorang da’i dapat memproyeksikan dakwahnya secara lebih tepat sasaran.
10) Berdakwah di Kalangan Masyarakat Awam
Berdakwah pada masyarakat awam ini sangat penting, mengingat masyarakat awam yang ada disekitar kita masih cukup banyak dan belum sepenuhnya diberdayakan tingkat pengetahuannya, terutama pengetahuan agamanya.
11) Berdakwah Kepada Pemuda
Dengan janji dan imbalan-imbalan berbagai kenikmatan dunia dan akhirat bagi orang yang selalu berbuat kebaikan, mungkin para pemuda akan tergugah untuk berakhlak baik. Dengan cerita-cerita para kum yang mendustakan agama dan sampai mereka mendapatkan balasan yang kejam sangat.
12) Berdakwah di Hadapan Penguasa
Seorang da’i hendaknya mengingatkan pemimpin, dengan cara memberikan nasihat, masukan dan kritik yang konstruktif, dan memberikan peringatan ihwal kepemimpinan yang adil, amanah, merakyat, dan sesungguhnya pemimpin adalah teladan bagi rakyat.
13) Berdakwah Bersama Penguasa
Dengan mendakwahi penguasa-penguasa atau pemimpin-pemimpin adalah merupakan strategi yang kondusif. Karena, pada prinsipnya seorang pemimpin lebih mempunyai wewenang dan keleluasaan untuk membuat kebijakan terhadap rakyatnya. Namun kita pun harus melihat dulu bagaimana sifat dan sikap pemimpin tersebut ketika kita berdakwah kepadanya.
14) Memilih Waktu yang Tepat
Seorang da’i harus pandai dalam memilih waktu yang tepat untuk berdakwah, agar supaya mad’u tidak merasa bosan terhadap kita. Misalkan melakukan dakwah pada hari-hari tertentu dengan tidak melakukannya setiap hari. Karena biasanya apabila kita sering melakukan dakwah setiap hari pada suatu masyarakat akan merasakan kejenuhan. Oleh karena itu alangkah bijaksananya seorang da’i dalam memilih waktu yang tepat dalam berdakwah.

Curhat

Ada apa dengan hari ini, aku sendiri bingung tak mengerti apa yang terjadi dengan diriku....
Saat ini aku ingin lebih memperbaiki diri, aku ingin menjadi seorang muslim yang istiqomah & senantiasa selalu berada dalam Lindungan-NYA.
Yaa Alloh, aku begitu merindukan Rosul-MU, aku ingin bertemu...........
Pada hakikatnya Manusia memang terlahir dalam keadaan Fitroh (suci), jiwa kemusliman akan melekat pada setiap diri orang yang terlahir ke dunia ini, namun apakah setiap orang yang terlahir itu mampu untuk tidak menghiraukan kenikmatan dunia dan melewati semua cobaan-MU ? itulah yang kelak akan membedakan tingkat keimanan seseorang dihadapan-MU, bukanlah Harta yang berlimpah, bukanlah kecantikan & ketampanan rupa, Bukanlah tahta & jabatan yang tinggi dan bukan pula kepopuleran duniawi yang nanti kau timbang, namun tidak lain dan tidak bukan adalah amal perbuatan kita selama didunia,,,,,

filosofi jari tangan

5 PRINSIP JARI TANGAN DALAM KEPEMIMPINAN

1. Jari Jempol
Karena Jempol itu jari yang paling besar dan letaknya didepan, berarti ia menjadi contoh dan pemimpin bagi jari yang lainnya. Jadi seorang pemimpin itu harus menjadi contoh bagi bawahannya.

2. Jari Telunjuk
Telunjuk itu semacam alat komunikasi diantara jari lainnya. Seperti menunjuk sesuatu, mengacungkan tangan de el el. Jadi disini pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan bawahannya, sehingga keharmonisan dalam bekerja dapat terjalin dengan baik.

3. Jari Tengah
Kata orang Jari Tengah itu adalah jari yang paling lemah, mungkin karena dihimpit dari kanan dan kiri, nah dalam hal ini, sebagai pemimpin kita harus mendorong yang lemah, memperhatikan karyawannya dan memotivasi karyawannya.

4. Jari Manis
Jari Manis ini biasanya dipakai untuk memasang cincin pernikahan sebagai pengikat dan komitmen. Jadi, seorang pemimpin harus komitmen pada tugas dan bertanggung jawab sebagai pimpinan.

5. Kelingking
Jari Kelingking ini merupakan yang paling kecil dibanding yang lainnya. Artinya sebagai pemimpin kita harus mengadakan kader-kader baru supaya bisa menjadi pemimpin kita dimasa yang akan datang.










renungan

Cinta orang tua sepanjang zaman
Cinta anak sepenggalahan

Kasih sayang seorang ibu


Saat kau berumur 15 tahun dia ingin memelukmu
Sebagai balasannya
Kau kunci pintu kamarmu
Saat kau berusia 16 tahun dia ajari kau mengemudi mobilnya
Sebagai balasannya
kau pakai mobilnya setiap ada kegiatan tanpa peduli kepentingannya
Saat kau berumur 17 tahun dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya
kau pakai telepon nonstop semalaman
Saat kau berusia 18 tahun dia menangis terharu ketika kau
lulus SMA
Sebagai balasannya
kau berpesta dengan temanmu sampai pagi
Saat kau berumur 19 tahun dia membayar biaya kuliahmu & mengantar kekampus pada hari pertama
Sebagai balasannya
kau minta turun jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu
Saat kau berumur 20 tahun dia bertanya, “dari mana saja
seharian ini?”
Sebagai balasannya
kau menjawab “ah ibu cerewet amat sih, mau tau aja urusan orang

Saat kau berumur 21 tahun dia menyarankan satu pekerjaan bagus untuk karirmu dimasa depan
Sebagai balasannya
kau katakan “ aku tidak ingin seperti ibu”
Saat kau berusia 22 tahun dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi
Sebagai balasannya
kau tanya dia kapan kau bisa ke bali
Saat kau berumur 23 tahun dia membelikanmu satu set furniture untuk rumah barumu
Sebagai balasannya
kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu
Saat kau berumur 24 tahun dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya dimasa depan
Sebagai balasannya
kau mengeluh “bagaimana ibi ini kok bertanya seperti itu”
Saat kau berumur 25 tahun dia membantumu membiayai pernikahanmu
Sebagai balasannya
Kau pindah kekota lain yng jaraknya lebih dari 500 km
Saat kau berumur 30 tahun dia memberikan nasihat bagaimana merawat bayimu
Sebagai balasannya
kau katakana kepadanya,” bu, sekarang jamannya sudah beda”
Saat kau berumur 40 tahun dia menelepon untuk memberitahukan acara syukuran seorang kerabat
Sebagai balasannya
kau jawab. “bu, saya sibuk sekali nggak ada waktu”
Saat kau berumur 50 tahun dia sakit-sakitan sehingga memerkukan perawatanmu
Sebagai balasannya
kau baca tentang pengaruh negative orang tua yang menumpang tinggal dirumah anak-anaknya
Dan hingga suatu hari...
Dia meninggal dengan tenang
Dan tiba-tiba kau teringat akan semua yang belum pernah kau lakukan untuknya,
Kau hanya bisa menangis dengan penuh penyesalan
Karena semua itu datang menghantam HATI mu
bagaikan sebuah palu godam

puisi

Ketika sekian lama kau menangis & bathinmu menderita
Alloh telah menghitung tangismu
Saat kau rasa hidupmu tak menentu & waktu terus meninggalkanmu
Alloh menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian & sahabatmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Alloh selalu berada disisimu
Saat kau mencoba segala sesuatu & tak tau harus berbuat apalagi
Alloh memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk diakal & kau merasa bingung berbuat apa
Alloh memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu lebih cerah & kau temukan secercah harapan
Alloh telah berbisik padamu



Ketika semuanya berjalan lancar & banyak harus kau syukuri
Alloh telah menganugrahimu
Ketika kau punya cita-cita & mimpi untuk diwujudkan
Alloh telah membuka matamu & memanggil namamu
Saat kegembiraan datang & engkau merasa terpesona
Alloh selalu tersenyum padamu
Ingatlah dimanapun engkau & apapun yang engkau hadapi
Alloh selalu mengetahui & menyertaimu