Senin, 31 Mei 2010

dakwah

Prinsip dan Strategi Dakwah Menurut Al-Qur’an

1) Berdakwah dengan Hikmah
Hikmah adalah kebijaksanaan. Wujud kebijaksanaan seseorang tercermin dari perkataan yang lembut, kesabaran, keramahan, dan kelapangdadaan, serta tidak melakukan sesuatu melebihi ukurannya. Said bin Ali al-Qahthani berpendapat bahwa untuk menempuh dakwah yang penuh hikmah ada tiga sendi, yaitu ilmu, sabar, dan berhati-hati.
2) Berdakwah dengan Tegas
Sebagai seorang da’i, kita dituntut agar bertindak jelas dan tegas. Sebab pada dasarnya risalah perbedaan antara yang hak dan yang bathil sudah jelas. Hanya saja keberanian untuk menjelaskan dan mempertegas bahwa ini hak dan itu bathil, kadang tidak ada. Sifat tegas harus sangat dimiliki seorang da’i, karena tanpa sifat ini, keteguhan iman seorang da’i akan mudah tergoyahkan oleh godaan dan bujuk rayuan dari luar.
3) Berdakwah Tanpa Kekerasan
Sikap tegas dalam berdakwah sangat diperlukan. Namun sikap keras dan apapun motifnya, sangat dilarang dalam berdakwah. Adapun kekerasan yang identik dengan sifat agresif dari pelaku kepada orang lain melebihi kapasitas kewenangan. Dengan kata lain, kita berdakwah haruslah dengan sikap yang lemah lembut tanpa dengan kekerasan. Karena sesungguhnya Rosululloh SAW. tidak pernah mengajarkan kekerasan ketika berdakwah.
4) Akhlak Sebagai Kunci Dakwah
Akan terlihat sangat janggal, ketika seorang da’i mengajak kita agar berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran, namun perilaku da’i tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Untuk mencegah hal tersebut, maka seorang da’i harus menjadi teladan yang baik dalam setiap perkataan dan perbuatan, tidak hanya pintar menyuruh orang lain, namun kita pun harus menginstropeksi diri kita sebagai seorang da’i.
5) Jiwa Pemberani
Dalam menjalankan dakwahnya, seorang da’i terkadang mendapati rintangan dan cobaan yang akan menggiringnya pada kegentingan. Sifat pemberani adalah modal yang sangat diperlukan juga. Namun bagaimanapun seorang da’i harus berani mengakui kelemahannya sebagai hamba Allah.
6) Berpegang Teguh pada Janji Allah
Dengan berpegang teguh dan mengingat pada janji Allah, seorang da’i akan selalu siap menghadapi segala situasi dan kondisi yang akan dihadapinya. “Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sungguh Allah Mahakuat dan Mahaperkasa.”.
7) Rendah Hati dalam Berdakwah
Sikap ini mengajarkan kepada kita kesederhanaan dalam menjalani hidup. Orang yang rendah hati cenderung sopan dan santun dalam berbicara dan bersikap.
8) Berdakwah dengan Cara Kekeluargaan
Dakwah yang dilakuan dengan cara ini, yang mengedepankan kasih sayang dan tenggang rasa, akan menciptakan perasaan saling menyayangi, menyantuni, saling mengingatkan, dan saling membantu. Sehingga orang-orang tidak mersa digurui dan diperintah.
9) Berdakwah sesuai Bahasa Masyarakat
“Dan tidak Kami mengutus seorang Rosul pun, melaikan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka....” ( Q.S. Ibrahim 14:4 ). Dapat disimpulkan, bahwa seorang da’i harus tahu konteks sosial kehidupan masyarakat sasaran dakwahnya. Dengan begitu, seorang da’i dapat memproyeksikan dakwahnya secara lebih tepat sasaran.
10) Berdakwah di Kalangan Masyarakat Awam
Berdakwah pada masyarakat awam ini sangat penting, mengingat masyarakat awam yang ada disekitar kita masih cukup banyak dan belum sepenuhnya diberdayakan tingkat pengetahuannya, terutama pengetahuan agamanya.
11) Berdakwah Kepada Pemuda
Dengan janji dan imbalan-imbalan berbagai kenikmatan dunia dan akhirat bagi orang yang selalu berbuat kebaikan, mungkin para pemuda akan tergugah untuk berakhlak baik. Dengan cerita-cerita para kum yang mendustakan agama dan sampai mereka mendapatkan balasan yang kejam sangat.
12) Berdakwah di Hadapan Penguasa
Seorang da’i hendaknya mengingatkan pemimpin, dengan cara memberikan nasihat, masukan dan kritik yang konstruktif, dan memberikan peringatan ihwal kepemimpinan yang adil, amanah, merakyat, dan sesungguhnya pemimpin adalah teladan bagi rakyat.
13) Berdakwah Bersama Penguasa
Dengan mendakwahi penguasa-penguasa atau pemimpin-pemimpin adalah merupakan strategi yang kondusif. Karena, pada prinsipnya seorang pemimpin lebih mempunyai wewenang dan keleluasaan untuk membuat kebijakan terhadap rakyatnya. Namun kita pun harus melihat dulu bagaimana sifat dan sikap pemimpin tersebut ketika kita berdakwah kepadanya.
14) Memilih Waktu yang Tepat
Seorang da’i harus pandai dalam memilih waktu yang tepat untuk berdakwah, agar supaya mad’u tidak merasa bosan terhadap kita. Misalkan melakukan dakwah pada hari-hari tertentu dengan tidak melakukannya setiap hari. Karena biasanya apabila kita sering melakukan dakwah setiap hari pada suatu masyarakat akan merasakan kejenuhan. Oleh karena itu alangkah bijaksananya seorang da’i dalam memilih waktu yang tepat dalam berdakwah.

1 komentar: